Pengaduan Masuk

16 Desember 2016

Mulai berobat TB di puskesmas KEP. KIDUL KOTA BLITAR :
23 november 2016 s/d 16 Desember 2016
( dengan pengambilan obat setiap hari selasa ( 1 di beri obat 3x7 ( dengan dosis obat 1 hari minum 3 butir sekaligus))

Keluhan :
1. Minggu pertam tgl 23 Nov 2016 minum obat pertama kali perut terasa perih. Tgl 29 Nov 2016 konsultasi ke bagian yang menangani pengambilan obat ( sambil menganbil obat ) di sarankan minum obat sebelum makan
2. Minum obat minggu ke 2 tgl 29 Nov 2016 perut tidak perih tetapi timbul gatal pada seluruh badan kecuali muka sampai dengan hari ini tgl 16 Desember.
3. Periksa ke puskesmas karena tidak tahan gatal tgl 13 Des 2016 ( sekalian jadwal mengambil obat ) saat konsultasi tidak di tangani, di suruh ke bagian BP. Karena hari itu antri panjang dan bayi saya menangis jadi saya pulang dan kembali besoknya.
4. Tgl 14 Des 2016 saya kembali ke puskesmas untuk periksa gatal di kulit, hasil pemeriksaan tidak terlalu jelas karena katanya kalau alergi setelah minum obat pertama harusnya sudah gatal, kalo perih itu bukan alergi, akhirnya saya di beri obat CTM ( 3 hari di suruh balik kontrol )
5. Hari ini tgl 16 Des 2016 saya kontrol. Hasil pemeriksaan tidak jelas juga, hanya d sarankan makan sayur dan buah yang banyak + jangan di garuk ( pikir saya lah gimana nggak di garuk gatal banget begini ) hari ini di beri CTM dan BEDAK SALICIL ACIT.
6. Memang CTM bisa mengurangi gatal namun hanya 25% saja.

Catatan :
1. Kenapa tidak ada doktet yang standby waktu ada pasien TB yang mengambil obat, menurut saya seharusnya ada 1 dokter yang sudah pengalaman menangani TB yang ikut andil dalam mendampingi petugas pengambilan TB. Kalau setiap pasien datang di catat terus pulang dan keluhan di lempar ke bagian BP gimana saya nggak kecewa.
2. Tidak ada kejelasan saya bentol-bentol harus di apain, harus di tindak seperti apa. Masak kemarin tgl 14 Des 2016 sewaktu periksa di tanya gatalnya sampai melepuh apa tidak. Apa harus menunggu sampai melepuh dulu baru ada tindakan. Harusnya ada cara bagaimana pasien yang mengalami alergi obat bisa aman lagi minum obat. Kalau seperti ini bagaikan makan buah simalakama mau di terusin minum gatal, tidak di teruskan minum tubuh kebal. Apalagi saya baru 4 minggu minum obat TB.
Terimakasih Banyak
MOHON PEMERINTAH mengevaluasi kembali cara penanganan obat TB dan obat TB agar pasien TB tidak khawatir dalam menjalani pengobatan.


tanggapan :

27 Desember 2016

Sehubungan dengan pengaduan saudara Ida Setyaningsih, maka bersama ini kami sampaikan jawaban pengaduan dari UPTD Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul adalah sebagai berikut:
1. Bersama ini kami sampaikan bahwa pelayanan TB sudah sesuai dengan program penanganan yang telah ditetapkan.
2. Berkaitan dengan keluhan gatal-gatal dari efek samping dari pengobatan ( tidak semua pasien mengalami hal yang sama ) dan yang bersangkutan telah diberi terapi pengobatan sesuai keluhan.
3. Petugas yang di poli TB adalah petugas yang terlatih menangani kasus TB.
4. Berkaitan dengan dokter yang standby di poli TB perlu kami jelaskan bahwa jumlah dokter yang ada di Puskesmas hanya 3 (tiga) orang, dan bertanggung jawab di pelayanan semua unit (UGD, Poned, Rawat Inap, Luar gedung) untuk itu dokter dibutuhkan sebagai konsultan apabila diperlukan.
5. Apabila di Puskesmas tidak bisa ditangani maka penderita dirujuk ke RSUD Mardi Waluyo.

Demikian harap maklum dan atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.


DINAS KESEHATAN